Senin, 24 Agustus 2009

Keunikan dan Gagasan Seni Rupa Terapan


Keunikan dan Gagasan Seni Rupa Terapan



A.
SENI RUPA ZAMAN PRASEJARAH

Yaitu zaman dimana manusia belum mengenal sejarah/tulisan

Ciri-ciri:

- Hidup berpindah-pindah (nomaden)

- Mereka percaya bahwa alam mempunyai kekuatan tertentu yaitu kekuatan gaib dan roh leluhur.

v Karya seni zaman presejarah

Umumnya berupa lukisan

a. Lukisan dinding dalam gua

Kepercayaan manusia masa itu tentang dunia gaib pekerjaannya.

· Lukisan binatang buruan

Ø Mereka percaya bahwa kegiatan melukis dan lukisan itu sendiri memancarkan kekuatan magis yang akan mempengaruhi binatang yang akan mereka buru.

· Gambar tangan atau sosok manusia

Ø Sebagai ungkapan rasa duka atas kematian, sekaligus penghormatan pada arwah leluhur.

Ø Bahwa cap tangan adalah milik mahluk halus yang pernah menghuni daerah tertentu sebelum daerah itu dihuni manusia.

b. Bentuk topeng, perisai dan patung nenek moyang.

Lambang-lambang arwah sering muncul dalam bentuk motif yang menghiasi karya-karya seni tersebut digunakan untuk upacara-upacara adat.

c. Fetisisme

Benda bertuah yang dijakian jimat untuk melindungi pemakainya dari berbagai gangguan dan bahaya.

Totenisme

Umumnya berupa sosok setengah manusia dan setengah binatang yang dijelmakan dalam bentuk hiasan, lukisan dan patung.

v Bahan

Ø Pada awalnya karya seni yang diilhami dari tradisi animis-magis itu terbuat dari kayu yang tidak tahan lama. Namun dalam perkembangannya mereka juga menggunakan bahan batu dan perunggu (Fetis dan totem)

Ø Batu atau daun-daunan (lukisan)

B. SENI RUPA ZAMAN HINDU – BUDHA

v Ciri-ciri

· Telah memiliki berbagai keahlian

Þ Sistem bercocok tanam, seni bangunan, seni pahat, pengolahan logam dan lain-lain.

· Bertempat tinggal menetap

· Berhubungan dengan bangsa-bangsa lain => Persia, Cina, dan India

· Abad ke-5 masehi, pengaruh India berasimilasi dengan kebudayaan yang ada di Nusantara.

· Sejarah klasik dimulai abad ke-5 m sampai ke-15 m yang sangat dipengaruhi kebudayaan agama Hindu-Budha => India

· Kesenian Nusantara tumbuh subur dibawah kekuasaan kerajaan.

· Aspek keagamaan dan aspek kesenian merupakan satu kesatuan.

v Karya Seni

Periode Hindu – Budha merupakan babak peradaban yang paling banyak menghasilkan peninggalan karya seni.

· Seni patung dan seni Relief

Þ Mengungkapkan berbagai tema dan motif yang dilandasi ajaran Hinduisme


a. Motif Padma:

Þ Merupakan simbol dari singgasana ketuhanan yang paling tinggi, kelahiran jagad raya, kelahiran sang Budha, kebenaran yang sesungguhnya, serta pusat energi yang suci dan keramat.

b. Motif Swastika

Þ Melambangkan energi dan keselarasan kosmos. (alam semesta)

c. Motif Kala

Þ Kepala yang melambangkan waktu.

d. Makara

Þ Sejenis mahluq menyerupai buaya, melambangkan sumber kehidupan.

e. Kinara

Þ Sejenis mahluq setengah manusia setengah burung yang melambangkan mahluq halus (Dewa) penghuni langit.

C. SENI RUPA ZAMAN ISLAM

ð Zaman pertengahan ditandai dengan masuknya agama Islam pada abad ke – 13 M dari Persia dan Gujarat.

- Seni rupa zaman pertengahan ini sangat dipengaruhi oleh Islam.

- Kesenian masih berpusat di Istana.

- Kesenian yang digunakan sebagai sarana penyebaran agama.

- Seni Islam adalah perpaduan antara kesenian yang sudah ada dengan kesenian Islam itu sendiri.

v Karya Seni

1. Seni Kaligrafi

Seni menulis => pintu gerbang masjid, istana dan hiasan keris, bendera, panji-panji kerajaan Islam dan juga busana batik.

2. Makam

Bersifat dekoratif dan dihiasi tulisan arab

Ada dua jenis makam tua di Indonesia:


a. Jenis yang mempunyai ciri bangunan lama (pra-Islam)

Þ Bermotif tanaman dan diselingi motif geometris berbentuk dekoratif mirip bentuk mahkota pintu gerbang candi yang bermotif kala makara => pengaruh Majapahit

b. Jenis makam yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif yang dipengaruhi kebudayaan luar nusantara.

Þ Terdapat hiasan mahkota dengan motif daun dan bunga yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk mahkota.

Þ Pengaruh kamboja di Gujarat

3. Wayang

ð Sebagai media yang populer dan efektif untuk dakwah keagamaan. Contoh: wayang kulit, wayang beber, wayang kayu, krucil, dan golek.

4. Batik

Menurut Hasanuddin, bahwa pada waktu itu kegiatan membatik didasarkan pada 5 motivasi dasar.

a. Membatik sebagai kegiatan sambilan wong cilik.

b. Kegiatan membantik sebagai komoditas.

c. Membatik sebagai tradisi kalangan bangsawan.

d. Sebagai usaha dagang orang Cina dan Indo Belanda yang ragam hias dan fungsinya diperuntukkan bagi kalangan terbatas.

e. Sebagai kebutuhan seni atau desain dengan konsep komtemporer.






Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.

Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainer bekerja untuk keperluan klien.

Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.

Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.

Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.

Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.

Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan Menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.

Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.

Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.

Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi.

Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.

Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.

Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran.

1 komentar:

  1. Nice Posting sob:))
    Janganlupa kungjungi web kami juga di

    http://stisitelkom.ac.id

    Makasih ya atas infonya :D

    BalasHapus